Senin, 28 Februari 2011

HIDUP SEHAT DIKALA HAMIL


Pentingnya Konseling Pra-kehamilan
Kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya ditentukan pertama kali oleh hal-hal yang justru terjadi sebelum kehamilan. Itulah sebabnya memeriksakan diri dalam bentuk konseling pra-kehamilan sudah perlu dimulai sebelum kehamilan terjadi. Ada tiga manfaat dilakukannya hal tersebut:
(1) Mendiskusikan risiko-risiko yang dimiliki,
(2) Memperoleh saran-saran promosi kesehatan, dan
(3) Mendapatkan intervensi atau tindakan yang diperlukan

Risiko dapat ada pada waktu seorang wanita hendak merencanakan kehamilannya. Risiko individual (umur, latar belakang etnis, riwayat keluarga), risiko sosial (dukungan, status ekonomi, lingkungan kerja, akses ke pelayanan kesehatan), perilaku berisiko (merokok, minum alkohol, dan penggunaan narkoba atau obat terlarang), kondisi psikologis (depresi, kecemasan, stress), dan riwayat reproduktif (kehamilan yang sebelumnya). Risiko-risiko tersebut perlu didiskusikan agar diperoleh kesiapan yang sebaik-baiknya untuk hamil.
Promosi kesehatan dapat diberikan secara efektif pada masa sebelum hamil. Di bidang nutrisi, misalnya tentang suplementasi asam folat dan diit seimbang. Program-program untuk menghentikan merokok, penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, pencegahan penyakit menular seksual, hepatitis, dan konseling tentang HIV. Pesan-pesan promotif mengenai hal-hal tersebut akan lebih bermanfaat diketahui sebelum seorang wanita itu hamil daripada sesudahnya.
Tindakan-tindakan medis juga sangat bermanfaat bila dilakukan sebelum hamil untuk beberapa keadaan tertentu, misalnya imunisasi rubela dan hepatitis, pengendalian berat badan, saran tentang obat-obat yang aman (mengubah, menghentikan, atau melanjutkan penggunaan suatu obat), dan konseling genetika.
Menumbuhkembangkan Janin Ibarat Membangun Sebuah Bangunan Rumah
Kehamilan adalah masa yang unik karena pada masa itulah terjadi proses bertumbuh dan berkembangnya janin. Dalam proses tersebut, janin memerlukan lingkungan dan bahan-bahan yang diperoleh melalui ibunya. Ibarat membangun bangunan rumah, kebutuhan-kebutuhan materialnya sudah tertentu (dalam jenis dan jumlah), dan harus diberikan pada waktu yang tepat sesuai tahapannya. Kita tidak bisa baru memasok batu pondasi ketika tahapan pembuatan pondasi sudah terjadi dan pembangunan rumah sedang dalam proses pemasangan atap. Ibu perlu dibantu dan dibimbing sehingga kebutuhan-kebutuhan janin dapat dipenuhi tepat waktu dalam jumlah dan jenis yang sesuai.
Tanda bahaya dalam kehamilan
Ibu hamil dan keluarganya adalah pihak yang paling tahu soal kehamilan yang terjadi pada dirinya. Itulah sebabnya mereka harus sukarela terlibat dalam perawatan kehamilannya sendiri. Salah satu bekal yang penting agar pertolongan yang diperlukan tidak terlambat diberikan adalah pengenalan secara benar adanya tanda-tanda bahaya baik pada ibu maupun bayi baru lahir. Penjelasan tentang tanda-tanda bahaya sekarang ini disajikan dalam bentuk gambar-gambar, karena lebih mudah dimengerti daripada dalam bentuk tekstual. Sumber termudah yang dapat diakses adalah buku KIA (warna jambon).
Secara umum tanda bahaya pada ibu adalah: perdarahan, demam, nyeri kepala hebat, kejang, bengkak, persalinan yang berlangsung > 12 jam, pada waktu mau melahirkan yang tampak di jalan lahir bukan kepala, dan ari-ari tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak bayi lahir. Pada bayi baru lahir, diperlukan kewaspadaan terhadap adanya tanda-tanda kulit kuning, pucat, terjadi perdarahan, badan demam atau justru terlampau dingin, kejang, tidak mau minum dengan baik, dan kesulitan bernapas.
Memahami bahwa tanda bahaya perlu dicermati keberadaannya dan bila didapatkan berarti perlu bantuan tanaga kesehatan adalah langkah pertama yang diperlukan agar pertolongan tidak terlambat diperoleh.
Gaya hidup dalam kehamilan
Gaya hidup merupakan pembawaan masing-masing orang yang kadang sesuai dengan keadaan kehamilan, tetapi tidak jarang pula dapat merugikannya. Gaya hidup sehat ibu hamil adalah sesuatu yang paling tepat kalau dimengerti sejak sebelum kehamilan. Persoalan-persoalan tentang olah raga dan gerak badan, konsumsi kafein, alkohol, merokok, dan penggunaan  obat-obat terlarang perlu dijelaskan sebelum kehamilan. Keamanan penggunaan peralatan dan teknologi (seperti telpon genggam, microwave), memelihara kucing, pengenalan bahaya-bahaya dalam rumahtangga, polusi udara, dan masalah terapi alternatif/ komplementer (akupuncture, aromaterapi, meditasi, dan sebagainya) adalah hal praktis yang perlu diketahui.
Setelah mengetahui isu-isu tersebut di atas, maka saran ringkas yang dapat dipraktekkan oleh ibu hamil agar sukses dalam artian sehat ibu dan bayinya  adalah:
(1) Hidup dan berpikir secara positif,
(2) Makan secara bijaksana,
(3) Berolahraga/ gerak badan secara teratur,
(4) Tidak merokok secara aktif maupun pasif,  dan
(5) Mempraktekken  higiene perorangan maupun komunitas secara baik.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

Faktor-Faktor Hormonal dalam Kehamilan

Faktor-Faktor Hormonal dalam Kehamilan

     Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar human chorionic gonadotropin, estrogen, progesteron, dan  human chorionic somatomammotropin, di mana tiga hormon pertama, dan mungkin juga yang keempat, semuanya penting untuk berlangsungnya kehamilan normal. (bahan kuliah dan makalah kesehatan)

Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
     Intinya fungsi dari hormon ini adalah untuk mempertahankan korpus luteum dan mencegah menstruasi. Normalnya, menstrasi terjadi kira-kira 14 hari setelah ovulasi, pada saat sebagian besar endometrium uterus terlepas dari dinding uterus dan dikeluarkan. Bila hal ini terjadi setelah ovum diimplantasikan, kehamilan akan terhenti. Namun, dengan adanya hCG yang disekresi oleh jaringan yang baru terbentuk proses luruhnya dinding uterus dapat dicegah.

     Bersamaan dengan perkembangan sel-sel trofoblas dari sebuah ovum yang baru dibuahi, hormon hCG disekresi oleh sel-sel sinsitiotrofoblas ke dalam cairan ibu. Sekresi hormon ini dapat diukur pertama kali dalam darah 8-9 hari setelah ovulasi, segeral setelah blastokista berimplantasi dalam endometrium. Kemudian kecepatan sekresi akan meningkat sampai maksimal 10-12 hari setelah ovulasi, dan menurun sampai kadar yang lebih rendah menjelang 16-20 minggu setelah ovulasi. Sekresi terus berlanjut pada kadar rendah ini selama sisa masa kehamilan.

     hCG merupakan glikoprotein dengan berat molekul 39.000 dan memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan LH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. hCG juga menyebabkan sekresi hormon seks, progesteron dan estrogen dalam jumlah besar oleh korpus luteum untuk beberapa bulan ke depan. Seks hormon ini (progesteron dan estrogen) akan mencegah menstruasi dan menyebabkan endometrium terus berkembang dan menyimpan sejumlah besar nutrisi daripada menjadi luruh saat menstruasi. Akibatnya, sel-sel yang menyerupai desidua yang berkembang dalam endometrium selama siklus seksual wanita normal, menjadi sel-sel desidua yang sangat membengkak dan banyak mengandung nutrisi-nutrisi.

     Di bawah pengaruh hCG, korpus luteum tumbuh menjadi kira-kira dua kali dari ukuran awalnya menjelang satu bulan atau lebih setelah kehamilan dimulai, dan estrogen dan progesteron yang terus menerus disekresi akan mempertahankan sifat asli desidua endometrium uterus, yang diperlukan pada awal perkembangan fetus. Korpus luteum akan mengalami involusi secara perlahan setelah kehamilan berusia 13-17 minggu.

     Ternyata hCG juga mempengaruhi testis janin dengan merangsang sel-sel interstisial Leydig untuk menghasilkan testosteron dalam jumlah sedikit. Akibatnya organ-organ kelamin prialah yang lebih terbentuk.

Sekresi Estrogen oleh Plasenta

     Seperti korpus luteum, plasenta juga mensekresi estrogen dan progesteron. Pada penelitian yang telah dilakukan, ternyata kedua hormon seks ini juga disekresi oleh sel-sel sinsisial trofoblas. Tetapi estrogen yang dihasilkan oleh plasenta berbeda dalam beberapa hal dengan sekresi dari ovarium, yaitu:

     Pertama, secara kuantitatif, sebagian besar estrogen yang disekresi adalah estriol, yaitu estrogen yang sangat lemah dan dibentuk dalam jumlah kecil pada wanita tidak hamil.

     Kedua, estrogen yang disekresikan oleh plasenta tidak disintesis secara de novo dari zat-zat dasar dalam plasenta, (bahankuliahdan makalah kesehatan)

namun dari senyawa steroid androgen,dehidroepiandrosteron dan 16-hidroksidehidroepiandrosteron, yang dibentuk pada kelenjar adrenal ibu dan fetus. Androgen yang lemah ini kemudian dibawa ke plasenta dan diubah oleh sel trofoblas menjadi estradiol, estron, dan estriol.

      Kadar estrogen yang tinggi selama kehamilan menyebabkan pembesaran uterus, pembesaran payudara dan pertumbuhan duktus payudara, serta pembesaran genitalia eksterna wanita. Estrogen juga merelaksasi berbagai ligamentum pelvis, sehingga persendian skroiliaka menjadi relatif lentur dan simfisis pubis menjadi elastis. Perubahan ini akan mempermudah jalannya fetus melalui jalan lahir.

Sekresi Progesteron oleh Plasenta

     Progesteron juga merupakan hormon yang penting dalam masa kehamilan. Progesteron juga dihasilkan dalam jumlah yang banyak oleh plasenta. Peranan progesteron pada kehamilan antara lain:

·        Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tubuh dalam endometrium uterus, dan selanjutnya sel-sel ini berperan penting dalam nutrisi awal embrio.

·        Progesteron mempunyai pengaruh khusus dalam menurunkan kontraktilitas uterus gravid, jadi mencegah kontraksi uterus yang menyebabkan abortus spontan.

·        Membantu perkembangan hasil konseptus bahkan sebelum implantasi, sebab progesteron secara khusus meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus untik menyediakan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula dan blastokista.

·        Membantu estrogen mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.

Human Chorionic Somatomammotropin (hCS)

     Merupakan hormon plasenta yang baru ditemukan. Hormon ini merupakan protein, dengan berat molekul 38.000, yang mulai disekresikan oleh plasenta kira-kira minggu ke-5 kehamilan. Sekresi hormon ini meningkat secara progresif sepanjang sisa masa kehamilan. Walaupun fungsi hCS masih belum pasti, tapi hormon ini memiliki beberapa fungsi penting dalam hubungannya dengan nutrisi khusus bagi ibu dan anak.

     Pertama, pada pemberian hCS pada beberapa jenis hewan tingkat rendah yang berbeda, hormon ini sedikitnya menyebabkan perkembangan payudara dan beberapa keadaan menyebabkan laktasi. hCS diyakini memilik fungsi yang sama seperti prolaktin. Akan tetapi usaha peningkatan laktasi manusia dengan hormon ini tidak berhasil.

     Kedua, memiliki kerja yang lemah serupa dengan hormon pertumbuhan. hCS menyebabkan deposit protein dengan cara yang sama seperti hormon pertumbuhan. Namun dibutuhkan hCS 100 kali lebih banyak daripada hormon pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan.

     Ketiga, hCS menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan menurunkan penggunaan glukosa oleh ibu, sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk fetus lebih besar. Perubahan ini sangat sinkron dengan fetus yang membutuhkan glukosa sebagai zat utama dalam pertumbuhannya. Lebih lanjut, hormon ini meningkatkan pelepasan asam lemak dari cadangan lemak ibu, sehingga menyediakan sumber energi pengganti untuk metabolisme ibu.

Faktor-faktor Hormonal lain dalam Kehamilan

1.       Sekresi hipofisis

      Kelenjar hipofisis anterior membesar paling sedikit 50 persen selama kehamilan dan meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin.  Sebaliknya, FSH dan LH hampir ditekan akibat efek penghambat estrogen dan progesteron dari plasenta.

2.       Sekresi kortikosteroid

      Kecepatan sekresi glukokortikoid korteks adrenal meningkat secara sedang selama kehamilan. Ada kemungkinan bahwa glukokortikoid membantu mobilisasi asam-asam amino dari jaringan ibu sehingga asam-asam amino ini dapat dipakai untuk sintesis jaringan fetus.

      Pada wanita hamil, sekresi aldosteron juga meningkat 2 kali lipat, mencapai puncaknya pada akhir kehamilan.  Keadaan ini, bersama dengan kerja estrogen, menyebabkan kecenderungan wanita hamil normal untuk mereabsorbsi kelebihan natrium dari tubulus ginjal dan oleh karena itu, retensi cairan, biasanya akan mengarah ke hipertensi.

3.       Sekresi kelenjar tiroid

      Kelenjar tiroid biasanya membesar sampai 50 persen selama kehamilan dan meningkatkan produksi tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut. Peningkatan pembentukan tiroksin paling sedikit disebabkan oleh efek tirotropik hCG dan juga oleh sejumlah kecil hormon perangsang tiroid khusus, human chorionic tyrotropin, yang disekresi oleh plasenta.

4.       Sekresi kelenjar paratiroid

Kelenjar ini juga membesar selama kehamilan, khususnya jika si ibu mengalami defisiensi kalsium dalam makanannya. Pembesaran kelenjar ini menyebabkan absorpsi kalsium dari tulang ibu, sehingga mempertahankan kadar kalsium ke normal ketika fetus mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri. Sekresi hormon paratiroid ini akan semakin meningkat setelah kelahiran bayi, pada masa laktasi.

5.       Sekresi ”relaksin” oleh ovarium dan plasenta

Relaksin merupakan hormon tambahan yang disekresikan oleh korpus luteum ovarium dan juga oleh plasenta. Sekresi relaksin oleh korpus luteum ditingkatkan oleh hCG pada saat yang sama dengan disekresikannya sejumlah besar estrogen dan progesteron oleh korpus luteum. Pada penyuntikan relaksin pada tikus yang sedang birahi, menyebabkan relaksasi ligamen-ligamen simfisis pubis. Namun, pada wanita hamil efek ini sedikit bahkan tida ada. Juga telah dikumukakan bahwa relaksin melunakkan serviks wanita hamil pada saat persalinan.

Respon Tubuh Ibu terhadap Kehamilan

      Perubahan-perubahan yang paling nyata pada ibu pada masa kehamilan adalah peningkatan ukuran berbagai organ-organ kelamin. Misalnya, uterus membesar dari kira-kira 50 gram menjadi kira-kira 1100 gram, dan payudara membesar hampir dua kali ukurannya. Pada saat yang sama vagina membesar dan introitus vagina membuka lebih lebar. Pengaruh hormon dapat mempengaruhi penampilan wanita, seperti edema, jerawat, dan maskulinisasi atau gambaran akromegali.

Metabolisme selama kehamilan

       Sebagai akibat peningkatan sekresi berbagai hormon seperti tiroksin, hormon korteks adrenal, dan hormon-hormon kelamin, kecepatan metabolisme basal ibu hamil meningkat sekitar 15 persen selama pertengahan akhir kehamilan. Akibatnya, wanita hamil sering merasa kepanasan. Juga, karena beban ekstra yang dipikulnya, energi dalam jumlah yang lebih banyak dari normal harus dipergunakan untuk aktifitas otot.

Perubahan-perubahan dalam sistem sirkulasi ibu selama kehamilan

       Sekitar 625 ml darah mengalir melalui sirkulasi ibu dari plasenta setiap menitnya selama fase-fase akhir kehamilan. Ditambah dengan keadaan metabolik yang tinggi, curah jantung ibu akan meningkat 30 sampai 40 persen di atas normal pada minggu ke-27 kehamilan, tapi selanjutnya, tanpa sebab yang jelas, curah jantung turun sampai hanya sedikit di atas normal pada delapan minggu terakhir kehamilan, walaupun aliran darah uterus tinggi.

       Selain itu terjadi juga peningkatan volume darah pada pertengahan akhir kehamilan. Penyebab peningkatan volume terutama adalah faktor hormonal, karena aldosteron dan estrogen  yang sama-sama sangat meningkat dalam kehamilan menyebabkan retensi cairan oleh ginjal. Juga, sumsum tulang menjadi sangat aktif dan menghasilkan sel-sel darah merah tambahan serta kelebihan volume cairan. Oleh karena itu, pada saat kelahiran bayi, ibu memiliki kelebihan darah 1-2 liter dalam sirkulasinya. Tetapi hanya kira-kira seperempat dari jumlah ini akan hilang secara normal sewaktu melahirkan bayi, sehingga memungkinkan adanya suatu faktor pengaman bagi ibu.

Pernapasan selama kehamilan

       Karena peningkatan metabolisme basal pada wanita hamil dan juga karena penambahan besar tubuhnya, jumlah total oksigen yang dipakai oleh ibu sesaat sebelum kelahiran bayi sekitar 20 persen di atas normal, dan terbentuk jumlah CO2 yang sebanding. Efek ini menyebabkan ventilasi ibu semenit meningkat. Juga diyakini bahwa kadar progesteron yang tinggi selama kehamilan akan meningkatkan sensitivitas pusat pernapasan terhadap CO2. Secara bersamaan, uterus yang mebesar menekan isi abdomen ke atas dan isi abdomen ini selanjutnya mendorong diafragma ke atas, sehingga total pergerakan diafragma berkurang. Akibatnya, frekuensi pernapasan meningkat untuk mempertahankan ventilasi tambahan.

Estrogen

1.     Struktur

      Estrogen alami yang paling kuat dalam tubuh manusia adalh 17-estradiol, diikuti oleh estron dan akhirnya, estriol. Ketiganya adalah suatu steroid 18-karbon dengan sebuah cincin fenolat A. Konfigurasi ini menyebabkan steroid-steroid ini berikatan secara selektif dan erat dengan reseptor estrogen.

2.      Pengaturan Sekresi

      Pembentukan estrogen berlangsung terutama di sel granulosa ovarium. Sekresi estrogen meningkat sebagai respon terhadap pengeluaran FSH dari kelenjar hipofisis anterior. Peningkatan kadar estradiol serum menekan pengeluaran GnRH dan FSH melalui efek umpan-balik negatif.

3.     Efek estrogen

      Estrogen bekerja mengatur transkripsi sejumlah kecil gen responsif-steroid. Estrogen diperkirakan dapat menginduksi sintesis 50-100 jenis protein, yang bertanggung jawab menghasilkan efek fisiologis hormon estrogenik. Hormon ini mempengaruhi bermacam-macam jaringan.

·        Estrogen menginduksi proliferasi sel di jaringan labium, vagina, uterus, tuba fallopi, dan payudara. Estrogen juga mencetuskan diferensiasi kelenjar payudara, meningkatkan pertumbuhan duktus, perkembangan sel stroma, dan pertambahan jaringan adiposa di dalam payudara.

·        Melalui mekanisme yang belum diketahui, estrogen berperan menimbulkan kontur tubuh feminin serta ukuran dan bentuk kerangka wanita dan berperan menyebabkan penutupan lempeng epifisis.

·        Berperan dalam kemunculan dan pertumbuhan rambut seks sekunder serta menyebabkan peningkatan pigmentasi kulit di labium mayor vagina serta areola dan puting payudara setelah pubertas.

·        Estrogen mengatur transkripsi gen reseptor progestin, sehingga semakin banyak reseptor yang tersedia.

·        Estrogen juga mempengaruhi pembentukan protein neurokimia dan reseptor di sisitem saraf pusat. Hal ini mungkin berperan menimbulkan perubahan psikologis dan emosional yang dijumpai pada beberapa wanita selama masa prehaid.

·        Efek metabolik estrogen lainnya adalah pemeliharaan struktur normal kulit dan pembuluh darah pada wanita.

·        Estrogen menurunkan motilitas usus dan merangsang sintesis protein pengikat atau pengangkut di hati misalnya TBG dan SHBG.

·        Mempengaruhi metabolisme lemak, meningkatkan kadar HDL dan TAG dalam serum serta menurunkan LDL dan total

PENERAPAN PERAN DAN TUGAS BIDAN DALAM PHC PADA ASPEK PENCEGAHAN PENYAKIT DAN PROMOSI KESEHATAN

.1. ASUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA
Survei pada 24 negara di Amerika Utara dan Eropa menunjukkan bahwa perilaku seks remaja sudah dimulai sejak usia 15 tahun. Survei dilakukan kepada 33.943 di 24 negara dan dikerjakan Service Medical du Rectorat de Toulouse tersebut, menunjukkan 13,2 % remaja berperilaku seks aktif semenjak usia 15 tahun dan tidak menggunakan alat kontrasepsi. Sementara 82% lainnya, menggunakan alat kontrasepsi.
Defenisi Remaja
a.       Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
b.      Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun.
c.       Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja.
d.      Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity.
e.      DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
f.        Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implicit melalui pengertian masa remaja (adolescence). Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
g.      Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.


Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap :
1.       Perubahan Eksternal
a.       Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah :
Tinggi Badan : Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya.
b.      Berat Badan: Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
c.       Proporsi Tubuh : Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik. Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan terlalu pandang.
d.      Organ Seks: Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
e.      Ciri – ciri Seks Sekunder: Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

2. Perubahan Internal:
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja.
Perubahan yang terjadi..
1.       Sistem Pencernaan: Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
2.       Sistem Peredaran Darah : Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.
3.       Sistem Pernafasan: Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun ; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.
4.       Sistem Endokrin: Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa
5. Jaringan Tubuh: Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran yang matang.

Perubahan kejiwaan
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lambat yang meliputi:
1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :
a.       sensitif ( mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa )
b.      Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga misalnya mudah berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi:
a.       Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik
b.      Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul prilaku ingin mencoba-coba. Prilaku ini jika didorong oleh rangsangan sesual dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya, antara lain akibat kematangan organ seks maka dapat terjadi kehamilan remaja putri diluar nikah, upaya abortus dan penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS.


Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya :
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1990), antara lain :
a.       Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
b.      Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
c.       Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
d.      Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam masyarakat.
e.      Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
f.        Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat dirinya sendiridan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
g.       Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.

Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja
1.       Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh kembang remaja)
2.       mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
3.       Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi kesehatan reproduksi
4.       Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
5.       Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
6.       Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
7.       Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negative
8.       Hak-hak reproduksi
9.       Manakala tubuh juga mengalami transisi, maka pada masa seperti ini, remaja sangat perlu untuk benar-benar memperhatikan kondisi tubuh terutama organ reproduksi yang banyak berkembang dalam fase ini.
10.   Anak-anak perempuan yang dulu hanya peduli untuk membersihkan organ kewanitaannya begitu saja tanpa ada permasalahan yang lain, pada masa remaja dan pubertas, organ kewanitaan anak gadis mulai mengalami perubahan.
11.   Tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar organ intim juga perlu diperhatikan sehingga kebersihanpun tetap terjaga, terutama setelah buang air kecil maupun buang air besar. Cara mencuci pun harus perlu diperhatikan dimana arah yang sesuai (menjauhi arah kemaluan) lebih disarankan agar bakteri dan kotoran tidak kembali bersarang.
12.   Organ kewanitaan memang patut benar-benar dijaga kebersihannya terutama bagi yang tinggal di negara tropis semcam Indonesia. Produksi keringat membuat daerah tersebut lembab dan merupakan kondisi yang tepat untuk tumbuhnya jamur. Selain itu darah haid dan perubahan hormon juga dapat merubah ekosistem organ kewanitaan.
13.   Bekal pengetahuan seperti ini sangat mendasar dan penting yang nantinya akan sangat berpengaruh pada perkembangan organ kewanitaan pada remaja putri.
14.   Kebersihan organ reproduksi juga harus diperhatikan oleh remaja pria. Beberapa remaja pria tidak harus mengalami pemotongan kulit pembungkus penis pada masa kanak-kanak yang sering dikenal dengan sunatan, nah remaja pria yang memiliki organ intim seperti ini harus tetap rajin membersihan organ intimnya dengan membersihkan daerah di dalam lipatan kulit tersebut, karena apabila bagian di dalam lipatan kulit tidak dibersihkan, potensi untuk tumbuhnya jamur dan hidupnya bakteri-bakteri lain akan sangat besar.
15.   Seringkali karena terburu-buru, para remaja pria juga tidak memperhatikan keadaan sekitar saat mereka beraktivitas. Padahal apabila salah sedikit saja dan organ intim mereka terantuk, terjepit resleting ataupun terkena benda lain dengan cukup keras, organ intim tersebut dapat mengalami cedera, pembengkakan yang akan dapat berakibat fatal dikemudian hari bahkan sampai disfungsi ereksi.

Strategi kunci untuk menjangkau dan melayani generasi muda :
Pada tahun 1994, International Conference on Population and Development (ICPD) melakukan upaya untuk mengembangkan program yang cocok untuk kebutuhan kesehatan reproduksi remaja.
1.        Melakukan pengembangan layanan-layanan yang ramah bagi generasi muda;
2.        Melibatkan generasi muda dalam perancangan, pelaksaan, dan evaluasi program;
3.        Membentuk pelatihan bagi penyedia layanan (provider) untuk dapat melayani kebutuhan dan memperhatikan kekhawatiran-kekhawatiran khusus para remaja;
4.        Mendorong upaya-upaya advokasi masyarakat untuk mendukung perkembangan generasi muda dan mendorong munculnya perilaku kesehatan remaja yang positif;
5.        Memadukan latihan-latihan membangun keterampilan ke dalam program-program yang ditujukan untuk generasi muda agar dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka, mengembangkan kemampuan mereka berkomunikasi mengenai seksualitas,dan memperkuat kemampuan mereka dalam mengupayakan praktik-praktik seksual yang lebih aman.
Program kesehatan reproduksi remaja mulai menjadi perhatian pada beberapa tahun terakhir ini karena beberapa alasan:
1.       Ancaman HIV/AIDS menyebabkan perilaku seksual dan kesehatan reproduksi remaja muncul ke permukaan. Diperkirakan 20-25% dari semua infeksi HIV di dunia terjadi pada remaja. Demikian pula halnya dengan kejadian PMS yang tertinggi di remaja, khususnya remaja perempuan, pada kelompok usia 15-292.
2.       Walaupun angka kelahiran pada perempuan berusia di bawah 20 tahun menurun, jumlah kelahiran pada remaja meningkat karena pertumbuhan populasi remaja. Diperkirakan bahwa 40% dari semua anak perempuan berusia 14 tahun yang hidup akan hamil paling tidak sekali saat mereka berumur 20 tahun3. Selain itu, sebagian besar mereka masih belum memiliki akses untuk mendapatkan pendidikan seksual atau kesehatan reproduksi serta pelayanan yang dibutuhkan.
3.       Bila pengetahuan mengenai KB dan metode kontrasepsi meningkat pada pasangan usia subur yang sudah menikah, tidak ada bukti yang menyatakan hal serupa terjadi pada populasi remaja.
4.       Pengetahuan dan praktik pada tahap remaja akan menjadi dasar perilaku yang sehat pada tahapan selanjutnya dalam kehidupan. Sehingga, investasi pada program kesehatan reproduksi remaja akan bermanfaat selama hidupnya.
5.       Kelompok populasi remaja sangat besar; saat ini lebih dari separuh populasi dunia berusia di bawah 25 tahun dan 29% berusia antara 10-25 tahun.

Masalah-Masalah kunci dalam Kesehatan Remaja dan peran bidan
1.       Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi remaja.
Masalah reproduksi dan kesehatan seksual remaja merupakan masalah yang kontroversial di banyak kelompok masyarakat sehingga membuat tindakan advokasi dan mendorong munculnya kesadaran akan masalah ini menjadi lebih penting. Upaya-upaya advokasi dapat difokuskan pada membuat perubahan di tingkat lokal, daerah atau nasional dengan menargetkan para stake holder yang mempengaruhi penerimaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi bagi para remaja. Individu dan organisasi diposisikan dengan baik untuk membentuk persepsi publik dan program dapat dipusatkan dalam memperkuat dukungan untuk pendanaan dan pelaksanaan program yang relevan sehingga meningkatkan kemungkinan suksesnya program.
2.       Komponen-komponen program yang berhasil
Program-program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan mencapai keberhasilan maksimal jika program-program tersebut:
a.       Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani.
b.      Melibatkan remaja dalam perancangna programnya.
c.       Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua.
d.      Melepaskan hambatan-hambatan kebijakan dan mengubah pra anggapan para pemberi layanan (provider)
e.      Membantu remaja melatih keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk menghindari risiko.
f.        Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan
g.       Memberikan tokoh panutan (role model) yang membuat perilaku lebih aman menjadi perilaku yang menarik.
h.      Menginvestasikan sumber danan dan waktu dalam kerangka yang cukup panjang.
3.       Melibatkan kaum remaja dalam aktivitas yang bermakna
Pendidikan oleh teman sebaya dapat merupakan pendekatan efektif untuk melibatkan para remaja. Para pendidik/edukator remaja yang dilatih untuk membantu teman sebaya mereka dalam hal informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi menerima pelatihan khusus dalam pengambilan keputusan, melakukan perujukan klien dan memberikan komoditas atau pelayanan. Program-program yang menggunakan pendidik/edukator teman sebaya didasarkan pada bukti bahwa para remaja memiliki hubungan baik dengan orang lain yang berusia hampir sama, dengan ketertarikan dan latar belakang serupa.
4.       Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja
Pelayanan kesehatan reproduksi yang youth friendly (ramah untuk remaja) merupakan salah satu yang dikembangkan serta dibentuk dengan cara yang akan mengenali bahwa tantangan, kesulitan dan hambatan yang dihadapi remaja sangat berbeda dengan orang dewasa. Pendekatan ini mencakup memiliki petugas pelayanan kesehatan yang dilatih dengan baik, termasuk bidan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus remaja secara biologis, psikologis dan kebutuhan kesehatan remaja, memiliki rasa hormat terhadpa privasi remaja dan kerahasiaan remaja sebagai klien, fasilitas yang dapat diakses dan lokasi yang nyaman, pelayanan dengan harga yang masuk akal dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi populasi remaja, termasuk kelompok remaja pria dan wanita yang sudah menikah. Untuk membuat pelayanan menjadi ramah dan nyaman, bidan harus mempertimbangkan masukan-masukan para remaja terhadap komponen-komponen klinik seperti famplet informasi dan gaya ruang tunggu. Pelayanan harus diberikan di tempat-tempat remaja biasa berkumpul untuk belajar, bersosialisasi dan bekerja dan kerahasiaan harus dipastikan. Sikap-sikap menghakimi dan kadang-kadang bahkan kekerasan di pihak pemberi layanan dapat menciptakan hambatan kritis dan bertahan lama terhadap pelayanan kesehatan reproduksi. Bidan yang bersikap menghakimi dapat menghambat pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja.
5.       Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja
Remaja memerlukan informasi yang sesuai dengan usianya mengenai perkembangan fisik dan emosional, risiko-risiko potensial dari kegiatan seksual yang tidak terlindung, kekerasan substansial, bagaimana mengakses pelayanan kesehatan dan kesempatan-kesempatan pendidikan, kerja dan rekreasi. Bidan sebagai penyedia layanan dapat melakukan hubungan interaktif dengan klien remaja dengan melakukan komunikasi interpersonal. Media massa hiburan (radio, televisi, musik, video, fil, buku komik) dapat menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mengomun ikasikan pesan-pesan yang dpat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku.
6.       Kontrasepsi bagi remaja
Para remaja memiliki hak untuk memperoleh informasi yang jelas dan akurat mengenai kontrasepsi termasuk pemakain yang benar, efek samping, dan bagaimana menjangkau petugas pelayanan kesehatan untuk menjawab kekhawatiran mereka. Bidan mempunyai peranan yang sangat besar dalam memberikan informasi tersebut serta konseling yang sesuai sangat penting untuk membantu remaja menangani atau menyisihkan potensi efek samping. Konseling harus mengungkapkan aspek pencegahan kehamilan sekaligus perlindungan terhadap PMS (penyakit menular seksual).
7.       HIV dan PMS di kalangan Remaja
Menurut WHO, 333 juta kasus baru PMS terjadi di seluruh dunia setiap tahun dan setidaknya 111 juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Hampir setengah dari infeksi HIV secara keseluruhan terjadi pada pria dan wanita yang berusia di bawah 25 tahun, dan di banyak negara berkembang data menunjukkan bahwa sampai 60% dari semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok usia antara 15 samapi 24 tahun. Infeksi di kalangan perempuan melebihi infeksi di kalangan pria, rasio 2 berbanding 1. Salah satu penelitian di Tanzania memperlihatkan bahwa perempuan muda memiliki kemungkinan untuk terinfeksi HIV lebih dari empat kali dibandingkan pria muda, meskipun para perempuan lebih tidak berpengalama seksual dan memiliki pasangan seksual yang lebih sedikit dibanding pria sebayanya.
8.       Kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan
Banyak remaja aktif secara seksual ( meskipun bukan pilihan mereka sendiri. Setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak. Proses persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehtan, tapi risiko persalinan lebih besar pada perempuan berusia di bawah 17 tahun. Remaja dengan usia ini lebih mudah mengalami komplikasi dalam persalinan. Perempuan muda seringkali memiliki pengetahuan terbatas atau kurang percaya diri untuk mengakses pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan pelayanan prenatal yang terbatas berperan penting terhadap terjadinya komplikasi. Peran bidan dalam asuhan prenatal sangat dibutuhkan, sehingga menimbulkan kepercayaan diri remaja. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi dalam kematian ibu di antara para remaja.
9.       Pendidikan seks berbasis sekolah
Evaluasi yang dilakukan di antara para kawula muda di negara-negara berkembang dan negara-negara maju telah memperlihatkan bahwa pendidikan seks berbasis sekolah dapat membantu menunda hubungan seksual pertama para remaja yang belum aktif secara seksual. Untuk para remaja yang aktif secara seksual, pendidikan seksual dapat mendorong pemakaian kontrasepsi dan perlindungan PMS yang benar dan konsisten.
10.   Masalah Gender Spesifik
Generasi muda, terutama anak perempuan rentan terhadap kekerasan seksual, hubungan seksual yang dipaksakan dan hubungan dengan kekuatan yang tidak seimbang. Beberapa budaya, perilaku pria berisiko ditoleransi dan kadang-kadang didukung. Karena sikap-sikap gender ini telah terbukti tidak dapat dipisahkan dari dalam banyak upaya kesehatan reproduksi remaja, program harus secara langsung mengkonfrontasi masalah hubungan gender yang tidak setara. Program yang meminta para perempuan muda untuk mengambil keputusan dan tindakan yang merupakan kontradiksi dari peran perempuan yang diterima seperti menolak melakukan hubungan seksual atau berkeras akan pemakaian kondom. Bidan harus membantu para perempuan muda tersebut membangun keterampilan dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk membantu mereka membuat keputusan-keputusan.

2.2. MELIBATKAN WANITA DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Secara  umum  dalam  penanggulangan  masalah  pada  remaja,  peran  bidan adalah sebagai fasilitator dan konselor yang bisa dijadikan tempat mencari  jawaban dari suatu permasalahan yang dihadapi oleh remaja bidan harus memiliki pengetahuan dan wawasan yg cukup.
Contoh peran yang bias dilakukan oleh bidan adalahl:
Ø  Mendengarkan keluhan remaja yang  bermasalah,  dengan tetap menjaga kerahasiaan kliennya.
Ø  Membangun komunikasi dengan remaja.
Ø  Ikut serta dalam kelompok remaja
Ø  Melakukan penyuluhan-penyuluhan pada remaja berkaitan dengan kespro
Ø  Memberikan informasi  yang selengkap-lengkapnya pada  remaja sesuai dengan kebutuhannya.
Melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan
Kenyataan di tengah-tengah masyarakat seperti perilaku diskriminatif terhadap Perempuan. Masalah gender menjadi suatu permasalahan yang tidak pernah tuntas dibahas sehingga  pada akhirnya wanita tidak mempunyai hakuntuk mengambil  keputusan terbaik yg berhubungan dengan dirinya.
Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi & tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan  yang merupakan hasil konstruksi (kebiasaansosial yg tumbuh dan disepakati dalam masyarakat) sehingga dapat diubah
sesuai dengan perkembangan zaman.

Bentuk-bentuk perilaku diskriminatif terhadap perempuan
Ø  Dinomor duakan dalam segala aspek kehidupan
yaitu pemberian  mkanan  bergizi  sehari-haari,  kesempatan  untuk pendidikan, kerja dan kedudukan.
Ø  Keterbatasan dalam pengambilan keputusan
Yaitu untuk ber KB,  pemilihan bidan untuk persalinan, pertolongan segera di RS
Ø   Terpaksa menikah diusia muda tekanan ekonomi, dorongan  orang tua agar lepas dari beban keluarga
Ø  Tingkat  pendidikan  yg  belum merata  dan masih rendah yaitu informasi tentang kespro sangat terbatas
Melibatkan  wanita  dalam  pengambilan  Keputusan  karena banyak  ditemui permasalahan-permasalahan,  oleh  karena  itu  dalam  pengambilan Keputusan dan tindakan, wanita yang bersangkutan  diikutsertakan,  karena  wanita memiliki  wewenang  untuk  memberikan  informasi  kesehatan serta gambaran tindakan yg akan di lakukan.
Cara melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan :
1.       Memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang  permasalahan  sesuai kebutuhan
2.       Memberikan pandangan-pandangan tentang akibat dari keputusan apapun yg akan diambilnya.
3.       Meyakinkan ibu utk bertanggung-jawab terhadap keputusan yang akan diambilnya.
4.       Pastikan bahwa Keputusan yang diambil ibu adalah yang terbaik
5.       Memberi dukungan pada ibu atas Keputusan yang diambilnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More