Jumat, 22 April 2011

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI

Latar Belakang

Konsepai adalah hasil proses pembuahan sel sperma pada telur yang kita kenal dengan istilah fertilisasi. Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot.Periode ini adalah awal terjadinya kehamilan pada seorang wanita. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut :

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.

b. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitellus.

c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutriisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.

d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba

  • Tempat yang paling luas
  • Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia
  • Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba

e. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam

  • Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri
  • Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari “liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi
  • Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
  • Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genitalia interna
  • Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses enzimatik hialuronidase
  • Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum
  • Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam ovum ekornya lepas dan tertinggal di luar
  • Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dan membentuk zigot

Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi atau konsepsi.

RUMUSAN MASALAH

1. Pertumbuhan dan perkembangan embrio

2. Struktur dan fungsi amnion

3. Struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat

4. Struktur, fungsi dan sirkulasi plasenta

5. Sirkulasi darah fetus

6. Menentukan usia kehamilan

7. Menentukan periode kehamilan

 

PEMBAHASAN

 

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio

image Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :

1. FASE EMBRIONIK

image Fase Embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.

Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage)

3 tahapan fase embrionik yaitu :

a. Morula

Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.

Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

b. Blastula

Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.

Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.

Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel.

Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula.

c. Gastrula

Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.

Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.

Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.

Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata.

Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.

Contohnya :

a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.

b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.

c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.

Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.

Contohnya :

a.Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.

Pertumbuhan dan perkembangan manusia

Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.

HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.

Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari.

Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :

1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.

2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.

3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.

4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.

Tahapan perkembangan pada masa embrio

Bulan I : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.

Bulan II : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.

Bulan III : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.

Bulan IV : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.

Bulan V : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).

Bulan VI : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)

Bulan VII : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.

Bulan VIII : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.

Bulan IX : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.

2. FASE PASCA EMBRIONIK

yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah dilahirkan.

Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh dari makhluk hidup. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-beda satu dengan yang lain. Setelah lahir disebut dengan nama bayi dan memasuki masa neonatal.

Fase ini memiliki beberapa tahap yaitu :

1. Bayi dengan usia 1 – 12 bulan.

2. Balita, dibagi lagi menjadi 2 yaitu batita dengan usia 1-3 tahun dan balita 3-5 tahun.

3. Anak-anak dengan usia 6 – 12 tahun

4. Remaja dengan usia 13 – 17 tahun Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini disebut adolesens/akil balig.

5. Dewasa dengan usia 18 – 50 tahun

6. Manula dengan usia diatas 50 tahun

Masing-masing tahapan mempunyai ciri dan karakteristik tersendiri yang merupakan ciri khas yang dapat dijadikan pertanda.

 

2. STRUKTUR DAN FUNGSI AMNION

SELAPUT JANIN (AMNION DAN KORION)

image Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi / jonjot meliputi seluruh lingkaran permukaan korion.

Dengan berlanjutnya kehamilan :

1. jonjot pada kutub embrional membentuk struktur korion lebat seperti semak-semak (chorion frondosum) sementara

2. jonjot pada kutub abembrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut chorion laeve.

Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga mencerminkan perbedaan pada kutub embrional dan abembrional :

1. desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis

2. desidua yang meliputi embrioblas / kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua kapsularis.

3. desidua di sisi / bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietalis.

Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion (amniochorionic membrane).

Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.

CAIRAN AMNION

image Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai RONGGA AMNION.

Di dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii).

Asal cairan amnion : diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.

Fungsi cairan amnion :

1. Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar

2. Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin

3. Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.

4. Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan).

5. Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.

Keadaan normal cairan amnion :

1. pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc.

2. keadaan jernih agak keruh

3. steril

4. bau khas, agak manis dan amis

5. terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel.

6. sirkulasi sekitar 500 cc/jam

Kelainan jumlah cairan amnion

Hidramnion (polihidramnion)

air ketuban berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat mengarahkan kecurigaan adanya kelainan kongenital susunan saraf pusat atau sistem pencernaan, atau gangguan sirkulasi, atau hiperaktifitas sitem urinarius janin.

Oligohidramnion

air ketuban sedikit, di bawah 500 cc. Umumnya kental, keruh, berwarna kuning kehijauan.

Prognosis bagi janin buruk.

 

3. STRUKTUR, FUNGSI DAN SIRKULASI TALI PUSAT

1. Struktur Tali Pusat

image Tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta, panjangnya kira-kira 50 cm, berwarna putih kuning dan tampak terpilih yang tidak sama tebalnya pada semua tempat. Di dalam tali pusat terdapat tiga pembuluh darah yaitu satu vena umbilikalis dan dua buah arteri umbilikalis.

Pembuluh-pembuluh darah biasanya lebih panjang daripada tali pusat, sehingga berkelok-kelok dan menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat dan disebut simpul palsu.

Tali pusat diliputi oleh amnion, yang sangat erat melekat, selain berisi arteri dan vena umbilikalis tali pusat berisi pula zat seperti agar-agar yang disebut selei Wharton.

Seperti kita ketahui panjang rata-rata tali pusat adalah 50 cm. Hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta. Tali pusat dianggap pendek jika kurang dari 40 cm. tidak ada kesepakatan yang spesifik yang menggambarkan tali pusat terlalu panjang, tapi ada kerugian dari tali pusat yang terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan disekitar leher atau tubuh janin atau menjadi ikatan, bahkan dapat menyebabkan oklusi pada pembuluh darah, khususnya pada saat persalinan.

Insersi tali pusat pada plasenta biasanya ditengah (insersio sentralis), di pinggir plasenta (insersio marginalis) dan kadang-kadang pada plasenta, tetapi pada selaput janin, disebut insertio velamentosa.

2. Fungsi Tali Pusat

Seperti yang dibahas pada struktur tali pusat bahwa tali pusat merupakan penghubung janin dan plasenta, maka fungsi dan aktivitas yang ada di plasenta yang dibutuhkan oleh janin untuk pertumbuhan, perkembangan, kelangsungan hidup janin, disalurkan oleh tali pusat agar bisa digunakan oleh janin. Misalnya transfer O2 dan nutrisi, begitupun sebaliknya, buangan dari janin dikirim kembali ke plasenta. Jadi fungsi tali pusat yaitu sebagai media.

3. Sirkulasi Tali Pusat

Pembuluh darah tali pusat mengantar darah yang kaya akan nutrisi dari villi korealis dalam plasenta menuju jantung janin dan sebagainya akan mengembalikan darah yang tidak mengandung nutrisi menuju plasenta untuk kembali diperkaya dengan nutrisi kembali (rep lenishment).

Pembuluh darah tali pusat terdiri dari :

- Satu pembuluh vena, dinding tipis dan lebar yang membawa kira-kira 85% darah kaya oksigen dari plasenta menuju janin.

- Dua pembuluh arteri, dinding tebal dan sempit yang akan membawa darah yang kurang mengandung oksigen dari janin menuju plasenta.

Arteri dan vena umbilikalis akan lebih menyempit hingga akhirnya menjadi pembuluh kapiler pada plasenta dan akan beranastomose sehingga akan terjadi batas sirkulasi selanjutnya terjadi aliran balik dari janin ke plasenta selanjutnya kembali ke janin.

 

4. STRUKTUR, FUNGSI DAN SIRKULASI PLASENTA

image Pembentukan plasenta

Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis.

Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).

Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-maternal.

Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional.

Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate).

Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural.

Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu.

Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya.

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space)

Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.

Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.

Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin).

Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi TALI PUSAT.

Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas menjadi plasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta.

Melalui pembuluh darah tali pusat, sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion.

Dengan demikian, komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.

Plasenta “dewasa”

Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. (struktur plasenta dewasa : gambar)

Plasenta “dewasa” / lengkap yang normal :

1. bentuk bundar / oval

2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.

3. berat rata-rata 500-600 g

4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.

5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis.

6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.

7. sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).

CATATAN : pada kehamilan multipel / kembar, dapat terjadi variasi jumlah dan ukuran plasenta dan selaput janin.

Fungsi plasenta

PRINSIP : Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik.

1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin

2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin

3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin

4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan sebagainya (cari / baca sendiri).

5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin

6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.

7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).

image

5. SIRKULASI DARAH FETUS (JANIN)

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi, anak dan orang dewasa. Pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta. Dengan tidak berfungsinya mekanisme tersebut,harus terdapat mekanisme yang berfungsi sebagaialat ganti untuk :

1. Paru Janin

Terjadi pergantian O2 dengan CO2 melalui plasenta sehinggga paru-paru tidak memerlukan aliran darah

2. Gastro intestinal

Gastro ientestinal yang belum berfungsi sebagaia alat penyerapan nutrisi,maka pembuluh darahnaya belum berfunngsi, kecuali pada janin digunakan untuk tumbuh kembang sendiri.

Perbedaan antara sirkulasi darah janin intra uterine dan ekstra uterine antara lain adalah :

1. Aliran darah arteri pulmonalis dari ventrikel kanan,darahnya akan dialirkan menuju aorta melalui erteria duktus Bothaki

2. Darah dari vena umbilikal melalui liver langsung menuju vena cava inferior melalui duktus venous aranthi

3. Darah dari vena cava inferior menuju jantung sebagian langsung menuju atrium kiri melalui foramen ovale

4. Sebagian menuju ventrikel kiri dan selanjutnya ke aorta sebagian besar digunakan untuk konsumsi O2 dan nutrisi susunan saraf pusat jantung .

image

Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin

a. Foramen Ovale

  • Lubang antara atrum kanan dan atrium kirifadlie.web.id
  • Aliran daranhnya : atrium kanan kiri
  • Setelah janin lahir akan menutup

b. Duktus Arteriosus Bothali

  • Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
  • Menutup setelah lahir

c. Duktus venousus Aranthii

  • Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior
  • Menutup setelah lahir

d. Vena Umbilcalis

  • Berjumlah dua buah
  • Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh ibu ( plasenta ) ke peredaran darh janin

e. Arteri Umbilicalis

  • Berjumlah dua buah
  • Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu
  • Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior

f. Palsenta

  • Jaringan yang menempel pada endometrium
  • Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu .

Proses Sirkulasi Darah Janin ( Fetus )

1. Darah janin dialirkan ke plasenta melalui aa umbilicaliesyang membawa bahan makanan ang berasal dari ibu .

2. Darah ini akan masuk ke badan janin melalui vena umbilikacalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin .

3. Cabang yang kecil akan bersatu dengan vena porta,darahnya akan beredar dalam hati dan kemudian dianggkut melalui vena cava hepatica kedalam vena cava inferior. Dan cabang satu lagi ductus venusus aranthii,akhirnya masuk ke vena cava inferior. Sebagian O2 dalam darah vena umbilikalis akan direabsorbsi sehingga konsentrasi O2 menurun .

4. Vena cava inferior, langsung masuk ke atrium kanan, darah ini merupakan darah yang berkonsentrasi tinggi nutrisi dan O2 yang sebahagian menuju ventrikel kanan dan sebahagian besar menuju atrium kiri melalui foramen ovale.

5. Dari ventrikel kanan masuk ke paru-paru,tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah yang tredapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui ductus arteriosus Bothalli. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh.fadlie.web.id

6. Darah ynag berda di aorta disebarkan ke alat-alat badan,tetapi sebelumnya darah menuju ke aa.hypogastricae ( cabang dari arteri iliaca comunis ) lalu ke aa. Umbilicalles dan selanjutnya ke plasenta.

7. Selanjutnya sirkulasi darah janin akan berulang kembali. Menerima nutrisi dan O2 dari plasenta melalui ductus venousus aranthii, menuju vena cava inferior yang kaya akan O2 dan nutrisi.

 

image Gambar Sirkulasi Darah Janin

 

Sirkulasi Darah Janin Setelah Lahir

Pada saat persalinan sebahagian besar bayi langsung menangis maka akan terjadi perubahan besar terhadap sirkulasi darah, diantaranya adalah :

1. Paru-paru berkembang dengan sempurna dan langsung dapat berfungsi untuk pertukaran O2 dan CO2. Akibat perkembangan paru-paru terjadi perubahan sirkulasi darah diantaranya adalah :

• Arteri pulmonalis kini langsung mengalirkan darah ke paru sehingga ductus arteriosus Bothalli akan menutup .

• Perkembangan paru-paru menyebabkan tekanan negatif pada atrium kiri,karena drah diserahkan langsung oleh ventrikel kanan dan dialirkan menuju paru-paru yang telah berfungsifadlie.web.id

• Akibat tekanan negatif pada atrium kanan, foramen ovale akan menutup dengan sendirinya,dan tidak lagi menjadi tempat aliran darah menuju atrium kiri.

2. Pemotongan Tali Pusat

• Tali pusat di potong setelah bayi menangis dengan nyaring sehingga akan menambah jumlah darah bayi sekitar 50 % .

• Dengan dilkaukannya pemotongan tali pusat berarti perubahan sirkulasi pada bayi telah berubah menjadi sirkulasi orang dewasa.

Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan sebagai berikut :

Plasenta – vena umbilicalis -hati – ductus venosus /vena hepatica – vena cava inferior – atrium kanan – foramen oval – Atrium kiri – ventrikel kiri – aorta – kepala, tangan/ abdomen, thorax, kaki – arteri umbilicalis – plasenta.

Ini aliran darah yg kaya dengan nutrisi dan oksigen yang berasal dari sirkulasi darah ibu, namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan dapat meberikan perubahan pada organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran darah akan berubah pada sirkulsi darah seperti orang dewasa.

 

6. MENENTUKAN USIA KEHAMILAN

Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Umur hamil dapat ditetuukan dengan:

1. Mempergunakan rumus Naegle.

Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.

Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).

a. Contohnya, haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1 = 2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.

b. Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada 27-11-2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL) adalah:

15-09-2005 = 2 minggu 1hari

31-10-2005 = 4 minggu 3 hari

27-11-2005 = 3 minggu 6 hari

Jumlah 9 minggu 10 hari

Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari

Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau 10 minggu genap.

Cara menghitungnya:

1 minggu terdiri atas 7 hari.

a. Tanggal 15-09-2005, berarti hari ke-15. Ini sama dengan 2 x 7 hari = 14 hari + 1 hari (2 minggu lebih 1 hari)

b. Bulan Oktober (bulan 10) terdiri atas 31 hari. Ini berarti 4 x 7 hari = 28 hari + 3 hari atau sama dengan 4 minggu lebih 3 hari

c. tanggal 27-11-2005 berarti hari ke-27 sama dengan 3 x 7 hari = 21 hari + 6 hari (3 minggu lebih 6 hari). Sementara HPL dihitung dengan rumus Naegel = Hari + 7, Bulan ¬ 3 = 15 + 7, 9 ¬ 3 jadi HPL = 22-06-2005

Bila mempunyai kalender obstetrik maka usia kehamilan dan HPL dapat dilihat di tabel kalender tersebut.

2. Gerakan pertama fetus.

Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur hamil 16 minggu. maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.

3. Perkiraan tingginya fundus uteri.

a. Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.

Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan

1/3 di atas simfisis = 12 minggu

½ simfisis-pusat = 16 minggu

2/3 di atas simfisis = 20 minggu

Setinggi pusat = 22 minggu

1/3 di atas pusat = 28 minggu

½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu

Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu

Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu

Perbedaan Usia Kehamilan 8 bulan dengan 10 bulan

8 Bulan hamil

Perut lebih kecil

Epigastrium tegang

Pusat datar

Kepala teraba kecil

Kepala belum masuk PAP

10 bulan hamil

Perut besar

Epigastrium lembek, karena kepala janin masuk PAP

Pusat menonjol

Kepala besar.

Kepala telah masuk PAP

Ketidak akuratan metode ini :

1. Wanita bervariasi pada jarak simfisis pubis ke prosesus xifoid, lokasi umbilikus diantara 2 titik (imajiner) ini.

2. Lebar jari pemeriksa bervariasi antara yang gemuk dan yang kurus.

Keuntungan :

1. Digunakan jika tidak ada Caliper atau pita pengukur.

2. Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara perkiraan umur kehamilan dengan tanggal dan dengan temuan hasil pemeriksaan dan untuk mengindikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan ketidak sesuaian dan sebab kelainan tersebut.

b. Metode ini menggunakan alat ukur Caliper.

Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak

ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu .

Keuntungan :

Lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur TFU setelah 22-24 minggu kehamilan (dibuktikan oleh studi yang dilakukan Engstrom, Mc.Farlin dan Sitller)

Kerugian :

Jarang digunakan karena lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa, lebih susah dibaca, lebih susah digunakan dibandingkan pita pengukur

c. Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

Keuntungan :

Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah

digunakan dan Cukup akurat

Kerugian :

Kurang akurat dibandingkan caliper

d. Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.

Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut ;

a. Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan

b. Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan

Keuntungan :

Cukup akurat

Kerugian :

Rumit, tidak praktis

4.Ultrasonografi

a. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.

b. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan dapat dengan mengunakan ukuran tubuh fetus—sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan.

Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:

1. Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.

2. Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu.

3. Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan lebih dari 12 minggu.

Guna menentukan usia kehamilan

1. Untuk menentukan kapan taksiran partus.

2. Untuk menilai apakan pertumbuhan janin cukup baik, fungsi placentanya cukup baik dengan melihat perkembangan tinggi fundus uteri apakah sesuai dengan usia kehamialan.

3. Untuk menentukan kehamilan lewat waktu.

4. Untuk dijadikan acuan dalam menentukan sikap, misalnya pada kasus HAP, preeklamsia / eklampsia, KPD, kehamilan dengan penyakit / penyulit (jantung, DM)

 

GAMBAR-GAMBAR :

a. Hamil 6 minggu

hamil-6-mgg

b. Hamil 8 minggu

hamil-8-mgg

c. Hamil 10 minggu

hamil-10-mgg

d. Kehamilan 12 mgg

hamil-12mgg

e. Hamil 16 minggu

hamil-16mgg

f. Hamil 20 mgg

hamil-20mgg

HamilBayi Dalam PerutFoto Ibu HamilSaat HamilGambar Bayi Dalam PerutHamil Tua

 

7. MENENTUKAN PERIODE KEHAMILAN

Ditinjau dari lamanya kehamilan, kita bisa menentukan periode kehamilan dengan membaginya dalam 3 bagian yaitu :

Kehamilan triwulan I, antara 0-12 mg

Kehamilan triwulan II, antara 12-28 mg

Kehamilan triwulan III, antara 28-40 mg

Masing-masing bagian mempunyai perkembangan yang berbada.

TRIWULAN I

Masa ini disebut juga masa organogenesis, dimana dimulainya perkembangan organ-organ janin. Apabila terjadi cacat pada bayi nantinya, pada masa inilah penentuanyan.Jadi pada masa ini ibu sangat membutuhkan cukup asupan nutrisi dan juga perlindungan dari trauma. Pada masa ini uturus mengalami perkembangan pesat untuk mempersiapkan plasenta dan pertumbuhan janin. Selain itu juga mengalami perubahan adaptasi dalam psikologisnya. Dimana ibu ingin lebih diperhatikan. Emosi ibu labil. Ini akibat pengaruh adaptasi tubuh terhadap kehamilannya.

TRIWULAN II

Di masa ini organ–organ dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi viabilitasnya masih diragukan. Apabila janin lahir, belum bisa bertahan hidup dengan baik. Pada masa ini ibu sudah merasa nyaman dan bisa beradaptasi dengan kehamilannya.

TRIWULAN III

Pada masa ini perkembangan kehamilan sangat pesat. Masa ini disebut masa pematangan. Tubuh sudah siap untuk proses persalinan. Payudara sudah mengeluarkan kolostrum. Pengeluaran hormon estrogen dan progesteron sudah mulai berkurang. Terkadang akan timbul kontraksi / his pada uterus. Janin yang akan lahir dalam masa ini telah dapat hidup / viable.

Guna menentukan periode kehamilan

  • Untuk menentukan tahap perkembangan dalam kehamilan.
  • Untuk memeudahkan dalam pemberian jadwal kunjungan ANC pada ibu.
  • Sebagai pedoman dalam memberikan asuhan kebidanan agar bisa mengkaji kebutuhan ibu sesuai denganm perkembangan masa kehamilannya.

sumber

Evelyn C. Pearce. Anatomi Dan Fisiologi. Gramedia. Jakarta; 2002

Albert Reece and John C. Hobbins. Clinical Obstetrics The Fetus and Mother. Third edition. Blackwell Publishing , Jakarta; 2007

Garry Cunningham, Obstetri Williams, edisi 21, EGC. Jakarta; 2006

Salmah, dkk. Asuhan kebidanan antenatal. EGC. Jakarta; 2006

Manuaba I.BG.2007.Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Varney, Helen dkk. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. 2007.EGC: Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan.2005.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Yatim, Wildan Dr. Reproduksi dan Embryologi untuk mahasiswa Biologi dan Kedokteran. 1994. TARSITO: Bandung

http://bidankitatifani.blogspot.com/

http://ratihrochmat.wordpress.com/

http://anc4.wordpress.com/

http://kusmandanuunindra4.blogspot.com/

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More