Senin, 07 Maret 2011

GERONTIK (Teori Penuaan)


BAB I
PENDAHULUAN

 
A. Latar Belakang
Ageing process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).
Penyebab kematian karena penyait jantung, pembuluh darah dan tuberkulosa pada saat ini menduduki urutan pertama pada kelompok lanjut usia, selanjutnya kanker dan stroke (CVA). Oleh karena peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan lanjut usia perlu dikembangkan secara optimal.
Sebagai seorang perawat professional dalam memberikan bantuan kepada lanjut usia melalui pendekatan proses keperawatan perlu memperhatikan aspek pendekatan fisik, psikis, sosial dan spiritual. Dalam hal ini memberikan bantuan, bimbingan, pengawasan dan perlindungan untuk pertolongan lanjut usia secara individu maupun kelompok seperti di rumah/ lingkungan keluarga, panti Wreda maupun puskesmas yang diberikan oleh perawat.

B.     Tujuan

1.    Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik di harapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami masalah kesehatan.
2.    Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik komunitas di harapkan mampu:
a.    Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi oleh lanisa.
b.    Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi oleh lansia.
c.    Menyusun rencana tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul.
d.   Melaksanakan rencana keperawatan yang telah di susun.
e.    Memodifikasi rencana yang telah di susun agar dapat di laksanakan oleh lansia sesuai dengan kemampuan lansia.
f.     Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan.
g.    Mendokumentasikan asuhan yang telah di berikan secara benar.


C. Metodologi

Asuhan keperawatan ini menggunakan metode diskriptif dalam bentuk studi kasus pada klien/ lansia yang mempunyai masalah kesehatan di Panti Wreda Ibu Teresa Sutorejo. Adapun langkah penulisan asuhan keperawatan yaitu:
1. Studi pustaka dengan mempelajari literatur ilmiah yang berhubungan dengan asuhan keperawatan lanisa.
2. Studi kasus dengan melakukan asuhan keperawatan pada lansia yang berada di panti wreda, yang diawali dengan pengumpulan data fokus, biopsikososial spiritual melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi data dan semua data yang menunjang untuk penegakan suatu diagnosa keperawatan. Setelah data terkumpul, data dianalisis untuk merumuskan diagnosa keperawatan. Kemudian penulis memberikan intervensi secara langsung pada klien selama 4 hari dan melakukan evaluasi pada hari terakhir
.

BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Proses menua merupakan proses yang terus menerus  secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Ada kalanya orang belum tergolong  lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (deskripansi).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lansia.
B.     Teori – teori proses menua
1.    Teori biologi.
a.    Teori genetic dan mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan  biokima yang diprogram oleh molekul/ DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b.    Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dapat menimbulkan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).

c.    Auto immune theory
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tertentu sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d.   Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan  tubuh. Regenerasi jaringan tubuh tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel-sel lelah terpakai.
e.    Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan organic yang selanjutnya menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f.     Teori rantai silang
Sel-sel yang tua reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen yang selanjutnya menyebabkan  kurang elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
g.    Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel setelah sel-sel tersebut mati.
2.    Teori kejiwaan sosial
a.    Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan social dan mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar stabil dari usia pertengahan hingga usia tua.
b.    Kepribadian berlanjut
Merupakan gabungan teori di atas dimana perubahan yang terjadi pada seseroang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang dimilikinya.

c.    Teori pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda: kehilangan peran, hambatan kontak social, berkurangnya komitmen.
C.  Peran dan hubungan antar manusia bagi usia lanjut
1.    Peran dan Hubungan Antar Manusia Yang Normal
Peran dan hubungan menggambarkan tanggung jawab individu dalam keluarga, pekerjaan dan keadaan social. Secara alamiah peran itu sesuai dengan budaya namun ada perbedaan dari setiap individu. Orang cenderung memperlihatkan identitas dan menggambarkan kemampuan dalam berperan. Setiap orang mempunyai perannya masing-masing misalnya; sebagai seorang laki-laki, wanita, suami, istri, orang dewasa, remaja, orang tua, anak, saudara, pelajar, guru, dokter, perawat dan lain-lain. Peran dilakukan orang selama hidupnya dan ia sering berusaha sesuai dengan peran yang dimiliki.
Peran memberikan nilai dan status social bagi seseorang. Setiap kelompok social mempelajari status, perilaku, symbol, dan hubungan yang dapat diterima oleh setiap peran. Perilaku, symbol dan pola hubungan setiap orang berbeda tergantung nilai dan norma social di mana individu itu berada.
2.    Peran, Hubungan dan Usia
Perubahan peran dan hubungan disesuaikan dengan perkembangan usia baik laki-laki maupun perempuan. Perubahan itu meliputi pengunduran diri, merasa kehilangan misalnya perubahan posisi dalam rumah atau kehilangan orang penting lainnya seperti suami atau istri yang meninggal. Semuanya ini dapat menimbulkan potensial trauma bagi lanjut usia. Dalam kehidupan nyata banyak orang tua marah atau merasa tersinggung karena kekuatan social mereka diberhentikan (pensiun)
Menurut American Society menggambarkan bahwa peran orang tua sudah tidak berdaya, lemah atau lekas marah dan tidak bermanfaat (sia – sia). Beberapa orang tua menerima peran ini  dan melakukan sebagai tindakan. Namun banyak orang yang tidak puas menerima stereotype ini dan secara kontinyu mengembangkan peran dan hubungan sampai usia 80 – 90 tahun.
3.    Pengkajian Peran dan Hubungan Antar Manusia
a.    Kaji status perkawinan individu (single, kawin, janda, cerai).
b.    Kaji respon kehilangan individu seperti suami, istri atau orang penting lainnya
c.    Apakah individu hidup sendiri atau dengan orang lain
d.   Jika individu tersebut hidup dengan orang lain, siapakah mereka dan apa cara mereka berhubungan? Apakah masih mempunyai struktur keluarga?
e.    Bagaimana seseorang menggambarkan hubungan dalam keluarga
f.     Kaji hubungan klien dengan teman karib.
g.    Kaji hubungan kerja
h.    Kaji perasaan klein yang sudah pensiun
i.      Kaji apakah klien merasa bagian dari masyarakat atau lingkungan
4.    Proses Keperawatan
Ada beberapa masalah yang muncul antara lain :
a.    Disfungsi berkabung
b.    Perubahan proses keluarga
c.    Isolasi social/gangguan interaksi social
d.   Gangguan komunikasi verbal

Masalah : disfungsi berkabung
Tujuan : mengatakan tentang keadilan, partisipasi dalam aktivitas, menggunakan support system yang ada
Intervensi :
-   Bina hubungan saling percaya sehingga klien berani mengungkapkan perasaan tentang perubahan atau kehilangan
-   Kaji  sumber-sumber dan pengetahuan tentang berkabung
-   Menganjurkan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari – hari.

Masalah : perubahan proses keluarga
Tujuan : Mengekspresikan perasaaannya tentang perubahan dalam peran dan hubungan antar manusia, bekerja dengan anggota  keluarga atau orang lain untuk mengembangkan strategi koping dengan perubahan peran dan hubungan antar manusia.
Intervensi :
-   Kaji interaksi antara orang tua dan anggota keluarga : perawat harus mengetahui emosi destruksi  seperti marah, frustasi dan lainnya ; perawat harus menganjurkan waktu untuk beristirahat untuk mengurangi tekanan dan memberikan kesempatan agar merasa tenang ; bila terjadi perpisahan perawat perlu memperhatikan perasaan individu terhadap strategi koping
-   Anjurkan anggota keluarga untuk berkunjung secara teratur karena keluarga ada keluarga yang merasa tidak berguna atau tidak perlu untuk melayani, beberapa anggota keluarga merasa bahwa keberadaan mereka tidak diinginkan oleh pihak panti asuhan, klien sangat mengharapkan kehadiran anggota keluarga
-   Identifikasi factor yang mengganggu interaksi normal misalnya perubahan psikologi normal, kesakitan, tidakmampuan, efek medikasi, penurunan finansial dan kejadian lainnya
Masalah : Isolasi social
Tujuan : meningkatkan partisipasi dan aktivitas social, mengidentifikasi sumber – sumber atau tindakan yang mengurangi aktivitas social.
Intervensi :
-   Kaji alasan isolasi social
-   Tingkatkan kontak sosial dan interaksinya
-   Siapkan waktu untuk berinteraksi dengan klien yang isolasi diri
-   Merujuk ke dan mau mendengarkan para pengasuhnya

Masalah : Gangguan komunikasi verbal
Tujuan: Mengkomunikasikan kebutuhan dengan sedikit frustrasi, menunjukan peningkatan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan dan perawatannya, mengungkapkan kepuasan dengan menerima metode alternatif untuk komunikasi
Intervensi:
-   Kaji masalah komunikasi dan kemampuan
-   Identifikasi pendekatan khusus yang efektif untuk setiap lajut usia
-   Jelaskan komunikasi yang efektif
-   Ajarkan kepada klien yang tidak mampu bicara terutama metode untuk mengkomunikasikan kebutuhan
D.  Pemenuhan kebutuhan latihan dan aktivitas
1.    Pola aktivitas normal
Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian, dandan, makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk perilaku yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu juga dapat mempertahankan tonus otot dan gerakan sendi. Untuk usia lanjut  perlu aktivitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi tubuh. Aktivitas tubuh /fisik memerlukan interaksi yang kompleks antara system saraf dan muskuloskeletal. Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan peningkatan usia yaitu menurunnya aktivitas (kecepatan), masaa otot berkurang, menurunnya gerak persendian, agifity (kemampuan gerak cepat dan lancar menurun), dexterity (kemampuan memanipulasi ketrampilan motorik halus menurun), stamina menurun, koordinasi menurun. Selain itu ada beberapa penyakit yang mengganggu aktivitas misalnya syndroma otak organic, kerusakan neurologis, cedera muskuloskeletal, gout, kekurangan oksigen, malnutrisi, anemia dan gangguan emosional.
2.    Asuhan Keperawatan
a.    Gangguan mobilitas fisik
Data penunjang: Nyeri, gangguan kognitif, cemas dan depresi, bedrest, menggunakan alat bantu, ada penyakit penyerta
Tujuan: Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas fisik untuk mempertahankan kekuatan otot dan mobilitas sendi, mempertahankan posisi anatomi normal dalam fungsi sendi-sendi, mencegah kontraktur sendi dan foot drop, mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan mobilitas alat bantu.
Intervensi:
-   Identifikasi kemampuan aktivitas klien
-   Kaji kekuatan dan mobilitas sendi
-   Lakukan mobilitas fisik sesuai aktivitas sehari – hari
-   Bantu berikan sikap tubuh yang baik dan mengubah posisi sesuai dengan toleransi
-   Hindari kondisi yang mengganggu mobilitas
-   Bantu klien untuk mengatur jadwal aktivitas fisik sesuai toleransi
-   Jelaskan pentingnya pemanasan dan pendinginan sebelum latihan
-   Ajarkan cara yang benar untuk menggunakan alat bantu
b.    Intoleransi aktivitas
Data penunjang: Duduk terus menerus, menurunnya harga diri independen, lemah, mobilisasi terbatas, masalah oksigenasi
Tujuan: Klien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, klien dapat mengidentifikasi factor yang menyebabkan aktivitas intolerans.
Intervensi:
-   Identifikasi faktor yang menyebabkan aktivitas intolerans
-   Identifikasi aktivitas yang dipandang perlu untuk usia lanjut
-   Anjurkan usia lanjut untuk melakukan aktivitas sehari – hari diselingi waktu istirahat
-   Observasi tanda vital, kaji respon fisiologis terhadap aktivitas klien.
-   Identifikasi keluarga atau teman dekat di panti untuk membantu usia lanjut.
c.    Kurangnya aktivitas pengalihan
Data penunjang: Pembatasan mobilitas, aktivitas dibatasi, cemas, depresi, berkabung dan keuangan terbatas.
Tujuan: Identifikasi aktivitas yang diminati, mengatakan tertarik dan ingin berpartisipasi dalam aktivias hiburan, dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang diseleksinya sendiri dan menunjukkan perilaku social selama aktivitas hiburan.
Intervensi:
-   Kaji hobi klien dan aktivitas yang disenangi sekarang
-   Libatkan individu dalam perencanaan dan seleksi hiburan
-   Fokuskan pada apa yang dapat dikerjakan oleh klien
-   Anjurkan untuk berinteraksi dengan klien lain yang mempunyai minat sama
-   Ubah lingkungan fisik untuk meningkatkan stimulasi dan interest
-   Anjurkan untuk meminta tolong pada orang terdekat untuk membaca atau berdiskusi
-   Tunjukan hasil kerja usia lanjut dan perkenalkan pada semua peserta untuk dapat meningkatkan kreasi baru
d.   Kurang mampu merawat diri : makan, mandi, berpakaian dan toileting
Data penunjang: Perubahan fungsi jantung dan paru, gangguan muskuloskeletal dan neuromuskuler karena tua, ada nyeri, masalah persepsi – kognitif, cemas, depresi dan gangguan mobilitas.
Tujuan: Klien mampu melakukan perawatan diri tanpa keterbatasan, menggunakan alat bantu untuk self care, meningkatkan harga diri klien karenaa mampu self care, mengidentifikasi sumber yang dapat memberi bantuan.
Intervensi:
-   Kaji factor penyebab defisit, misalnya perubahan usia, proses penyakit, pengobatan dan perubahan persepsi kognitif
-   Libatkan usia lanjut dalam mengidentifikasi masalah dan rencana perawatan
-   Beri waktu yang cukup untuk aktivitasnya
-   Beri feed back positif untuk perubahan yang positif.
-   Kaji kemampuan para pengasuh panti asuhan
-   Informasikan kepada para pengasuh panti pentingnya membiarkan usia lanjut melakukan aktivitas sesuai kemampuannya


TINJAUAN KASUS 
Tanggal pengkajian  :  27 Agustus 2001

A. Data biografi
Nama                      :  Ny. Gwe Kian Nyo (Perempuan)
Tmpt & tgl. lahir     :  Semarang, 17 Agustus 1930 (71 tahun), Golongan darah : O
Pendidikan terakhir : SLTP
Agama                    : Protestan
Status perkawinan  : Janda
TB/BB                    : 150 cm
Alamat                    : Manyar Sambongan 85 – Surabaya
Orang dekat dihubungi :  anak bungsu
Alamat                    : Perumahan Pondok Mutiara
       
B.  Riwayat keluarga
Genogram :
 
A. Riwayat pekerjaan
Pekerjaan saat ini : tidak bekerja. Sebelumnya bekerja sebagai IRT. Tidak ada sumber pendapatan kecuali dari panti dan bila ada kunjungan dari donator ataupun dari  anaknya yang dipergunakan untuk membeli sabun, sikat gigi, odol dan lain – lainnya.

B.  Riwayat lingkungan hidup
Tipe tempat tinggal permanent dengan jumlah kamar 2 buah, dengan kondisi tempat tinggal penerangan cukup, kebersihan cukup namun perbandingan antara penghuni dan luas ruangan tidak memadai.
Jumlah orang yang tinggal di rumah/panti sebanyak 19 orang, derajad privasi kurang, barang – barang penghuni diletakkan di bawah tempat tidur, terbuka dan tempat tidur tanpa korden pemisah.
Alamat : Jln. Manyar Sambongan 85 A.

C.  Riwayat rekreasi
Hobi/minat : tidak ada aktivitas khusus hanya menonton televise. Tidak terlibat dalam keanggotaan organisasi dan liburan atau perjalanan tidak pernah dilakukan.

D. Sistem pendukung
Klinik yang digunakan adalah puskesmas dengan jarak + 500 m, ada perawat dan dokter dengan jarak + 200 m. Pelayanan kesehatan di panti dilakukan secara insidensil, makan dan minum disediakan oleh panti, sedangkan aktivitas sehari – hari bisa dilakuan secara mandiri walaupun kadang – kadang mengeluh nyeri pada kakinya.
 
E.  Deskripsi kekhususan
Kebiasaan ritual yaitu setiap minggu ke gereja, hal lain yaitu setiap pagi berdoa bersama – sama dengan penghuni panti lain. Tempat minum pasien dibungkus dengan kain kemudian dilapis lagi dengan plastic dengan alasan biar penghuni lain tidak memakainya.

F.   Status kesehatan
Status kesehatan umum 1 tahun yang lalu yaitu sendi terasa kaku, kadang nyeri dan kesemutan, menderita tekanan darah tinggi dan rheumatoid.
Status kesehatan umum 5 tahun yang lalu yaitu masih mampu bekerja sebagai ibu rumah tangga tanpa ada keluhan apa – apa.
Keluhan utama : merasa ditelantarkan keluarga (berkabung). Waktu menonton televisi dengan acara yang sedih, merasa di sisihkan dari sesama penghuni dan bisa hilang dengan berdoa, atau berdiam diri.
Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan yaitu menurut pasien rematik dan tekanan darah tinggi yang dialaminya merupakan penyakit karena sudah tua. Untuk menanganinya pasien menggosok dengan minyak kayu putih terutama bila nyeri dan kesemutan. Sedangkan masalah ditelantarkan oleh anak – anaknya karena dianggap tidak berguna dan pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah meminta sesuatu pun dari anak – anaknya.
Pasien tidak pernah diimunisasi dan tidak ada alergi obat ataupun makanan.

G. Aktivitas hidup sehari – hari (ADL)
Indeks Katz : A yaitu pasien mandiri dalam hal makan, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi.
Oksigenasi, cairan dan elektrolit, nutrisi : makan 3 kali/hari, eliminasi tidak ada masalah, aktivitas setiap hari duduk dan tiduran, nonton tv, mencuci kalau ada pakaian yang kotor. Tidur siang jam 13.00 – 15.30 dan malam hari jam 21.00 – 04.00, kadang tengah malan terbangun dan tidak bias tidur. 
H.  


Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Penilaian untuk mengetahui fungsi intelektual lansia


Nama klien      : Ny. Malukah                                                 Tanggal : 16 Agustus 2001
Jenis kelamin   : P        Umur   : 70 tahun
Agama             : Islam             Suku    : Jawa
Alamat                        : Gunung Anyar – Jln. Amir Mahmud
Pewawancara  : Wiwik Widiyati


Skor

NO

Pertanyaan

Jawaban
+
-


1
Tanggal berapa hari ini?
 16 Agustus 2001


2
Hari apa sekarang ini?
Kamis


3
Apa nama tempat ini?
Gunung Anyar


4
Dimana alamat anda?
Gunung Anyar – Jln. Amir Mahmud


5
Berapa umur anda?
70 tahun


6
Kapan anda lahir?



7
Siapa presiden Indonesia sekarang?



8
Siapa presiden sebelumnya?
Gus Dur


9
Siapa nama kecil ibu anda?
Kasiyani


10
Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun !
10 – 3 = 7
  7 – 3 = 5
 Jumlah Kesalahan Total


Kesimpulan :


Apgar Keluarga Dengan Lansia
Skrining untuk melengkapi pengkajian fungsi sosial


Nama klien      : Ny. Malukah                                                 Tanggal : 16 Agustus 2001
Jenis kelamin   : P        Umur   : 70 tahun
Agama             : Islam             Suku    : Jawa
Alamat                        : Gunung Anyar – Jln. Amir Mahmud

NO
U r a i a n
Fungsi
Skor
1
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman – teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya

Adaptation

1

2
Saya puas dengan cara keluarga (teman – teman) saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya

Partneship

1

3
Saya puas bahwa keluarga (teman – teman) saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru

Growth

1

4
Saya puas dengan cara keluarga (teman – teman) saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi – emosi saya seperti marah, sedih atau mencintai

Affection

1

5
Saya puas dengan cara teman – teman saya dan saya menyediakan waktu bersama – sama
Resolve

1



Ket.  Selalu  = 2,   Kadang – kadang = 1,  Hampir tidak pernah = 0
Total
5


Kesimpulan :


Inventaris Depresi Beck
Mengetahui tingkat depresi lansia


Nama klien      : Ny. Malukah                                                 Tanggal : 16 Agustus 2001
Jenis kelamin   : P        Umur   : 70 tahun
Agama             : Islam             Suku    : Jawa
Alamat                        : Gunung Anyar – Jln. Amir Mahmud

Skor
U  r  a  i  a  n
A.  Kesedihan
3
Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2
Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1
Saya merasa sedih atau galau
0
Saya tidak merasa sedih
B.  Pesimisme
3
Saya merasa bahwa masa depan adalah sia – sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2
Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk memandang ke depan
1
Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0
Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa kegagalan
3
Saya benar – benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2
Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan
1
Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0
Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3
Saya tidak puas dengan segalanya
2
Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1
Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0
Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa bersalah
3
Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga
2
Saya merasa sangat bersalah
1
Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0
Saya tidak merasa benar – benar bersalah
F. TIdak menyukai diri sendiri
3
Saya benci diri saya sendiri
2
Saya muak dengan diri saya sendiri
1
Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0
Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan diri sendiri
3
Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2
Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1
Saya merasa lebih baik mati
0
Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahayakan diri sendiri
H. Menarik diri dari social
3
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada mereka
2
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan  pada mereka
1
Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0
Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3
Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2
Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1
Saya berusaha mengambl keputusan
0
Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan gambaran diri
3
Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikan
2
Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan in membuat saya tidak tertarik
1
Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0
Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulian kerja
3
Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1
Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0
Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3
Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2
Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1
Saya merasa lelah dari yang biasanya
0
Saya tida merasa lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3
Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali
2
Napsu makan saya sangat memburuk sekarang
1
Napsu makan saya tidak sebaik sebellumnya
0
Napsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.






0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More