MERUMUSKAN HIPOTESIS
1. Pengertian
Menurut epistemologi hipotesis berasal dari kata hipo dan tesis. Hipo artinya belum sedangkan tesis artinya dalil. Jadi hipotesis itu belum dalil atau masih calon dalil. Untuk menjadi dalil harus didukung oleh data dengan kata lain harus dibuktikan secara empiris melalui penelitian. Jika terbukti didukung oleh data maka hipotesis itu menjadi dalil dan jika tidak didukung oleh data maka tidak terbukti dan tidak benar yang dihipotesiskan.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
2. Jenis Hipotesis
A. Hipotesis deskriftif
Hipotesis ini mempunyai sifat menyatakan eksistensi, ukuran, atau distribusi dari kasus-kasus.
Contoh
Rata-rata banyaknya anak dari keluarga-keluarga di provinsi Jawa Tengah adalah 4 orang.
- Hipotesis Hubungan
Hipotesis ini mempunyai sifat assosiatif (hubungan) antara satu variabel dengan variabel satunnya, dimana syarat yang diperlukan adalah ada 2 variabel yang terkait.
Contoh
Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas.
Contoh ini menhubungkan variabel kepuasan kerja dengan variabel produktivitas. Hipotesis ini dapat dibuat dalam bentuk kalimat: ” jika kepuasan kerja tinggi, maka produktivitas tinggi.
- Hipotesis Sebab
Hipotesis ini mempunyai ciri satu variabel sebagai sebab sedangkan satu variabel sebagai akibat.
Contoh
”Kepuasan kerja adalah penyebab produktivitas” atau ” produktivitas kerja berpengaruh terhadap produktivitas”.
Pada contoh ini variabel kepuasan kerja sebagai sebab sedangkan produktivitas sebagai akibat. Hal ini dimungkinkan variabel kepuasan kerja terjadi terlebih dahulu, baru kemudian disusul oleh variabel produktivitas.
- Hipotesis Perbandingan
Hipotesisi ini bertujuan melihat perbandingan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya.
Contoh
”Ada perbedaan wanita dan pria dalam memilih pasta gigi”
Pada contoh ini menunjukan ada perbedaan memilih pasta gigi antara wanita dan pria.
3. Cara Menguji Hipotesis
Daerah penolakan hipotesis
Daerah penolakan merupakan suatu daerah dalam distribusi sampling. Distribusi sampling meliputi semua harga yang mungkin dimiliki oleh satatistik tes di bahwa Ho.
Untuk satu sisi
Daerah penerimaan hipotesis (Ho)
0 Penolakan Ha 1
Gambar daerah penolakan hipotesis untuk 1 sisi
Letak daerah penolakan hipotesis dipengaruhi oleh sifat hakikat H alternatif yang menunjukan arah perbedaan yang diprediksikan, maka akan muncul suatu tes yang disebut satu sisi (one tailed test). Jika hipotesis alternatif tidak menunjukan arah perbedaan yang diprediksikan, maka digunakan tes dua sisi (two tailed test). Test satu sisi dan dua sisi berbeda dalam letak penolakan hipotesis, tetapi tidak berbeda dalam besarnnya. Dalam tes satu sisi daerah penolakan sepenuhnya ada di suatu ujung (sisi) distribusi sampling. Dalam tes dua sisi daerah penolakan itu terdapat pada kedua ujung (sisi) distribusi samplingnya.
Daerah penerimaan hipotesis (Ho)
0 1
Gambar daerah penolakan hipotesis untuk 2 sisi
Langkah-langkah dalam penentuan penerimaan dan penolakan hipotesis
- Melakukan pernyataan mengenai hipotesis
Pada prinsipnya statistik menguji hipotesis nol. Hipotesis sering dinyatakan
Ho = μ1≠ μ2
Ha = μ1= μ2
2. Melakukan pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis disesuaikan dengan pemilihan uji statistik yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis. Beberapa hal yang ikut berperan dalam penentuan uji statistik antara lain:
- Skala data yang dihasilkan dari pengumpulan data
- Metode yang digunakan
- Distribusi dan variansi data
- Bentuk hipotesis
3. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak antara lain tingkat signifikansi 10%, 5%, dan 1%.
4. Menentukan daerah penolakan dan penerimaan hipotesis
Daerah penolakan/penerimaan hipotesis didasarkan pada signifikansi yang diinginkan. Daerah penolakan dapat melalui satu sisi atau dua sisi tergantung dari arah hipotesis.
5. Membuat keputuhan hipotesis
Keputusan penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan dari perbandingan nilai hitung uji yang digunakan dengan standart tabel (sesuai dengan uji yang digunakan) atau dapat dilakukan dengan membandingkan taraf signifikansi yang diinginkan berdasarkan nilai alfa (α).
4. Penelitian tanpa hipotesis
Tidak selalu penelitian mesti akan diikuti oleh hipotesis penelitian. Biasanya penelitian yang tidak diikuti dengan hipotesis itu penelitian yang bersifat deskriptif dan evaluatif. Penelitian ini lebih menekankan pada aspek evaluasi pelaksanaan dan tidak melakukan pendugaan terhadap sesuatu.
UJI HIPOTESIS UNTUK MEAN
1. Pengujian Hipotesis
Menurut epistemology (ilmu asal-kata) hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo artinya belum dan thesis artinya dalil. Untuk menjadi dalil maka diperlukan data-data untuk dilakukan uji kebenaran yang dapat mendukung suatu hipotesis menjadi sebuah dalil.
Hipotesis secara umum mempunyai arti dugaan sementara. Pada prinsipnya uji statistik menguji hipotesis. Hipotesis secara umum dikenal ada dua tipikal yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternative.
Ho = μ1= μ2
Ha = μ1≠ μ2
Yang masih menjadi pertanyaan adalah apabila setelah diuji kemudian ternyata yang dihipotesiskan itu tidak benar, artinnya ditolak terus bagaimana?
Memang seperti ini hipotesis, dapat terbukti benar dapat juga tidak benar. Jangan dipaksakan bahwa hipotesis harus benar. Untuk menguji hipotesis kuantitatif mengunakan teori probabilitas dalam statistik. Hal ini terkait karena tidak dapat memastikan secara sempurna tentang keadaan sampel, maka selalu ada peluang salah.
Hipotesis merupakan pernyataan yang positif bukannya negatif artinya statmen yang dikeluarkan dalam hipotesis berupa hipotesis alternatif bukannya hipotesis nol.
Misal ”ada hubungan” ; ada perbedaan” : bukan statmen yang muncul ”tidak ada perbedaan”; tidak ada hubungan”.
Tetapi hal yang konsep dalam pengujian hipotesis adalah menguji hipotesis nol bukan hipotesis alternatif dimana jika hipotesis nol diterima maka secara otomatis hipotesis alternatif tidak diterima tetapi jika hipotesis nol ditolak maka hipotesis alternatif yang diterima.
Jenis hipotesis
a. Hipotesis deskriftif
Hipotesis ini mempunyai sifat menyatakan eksistensi, ukuran, atau distribusi dari kasus-kasus.
Contoh
Rata-rata banyaknya anak dari keluarga-keluarga di provinsi Jawa Tengah adalah 4 orang.
b. Hipotesis Hubungan
Hipotesis ini mempunyai sifat assosiatif (hubungan) antara satu variabel dengan variabel satunnya, dimana syarat yang diperlukan adalah ada 2 variabel yang terkait.
Contoh
Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan produktivitas.
Contoh ini menhubungkan variabel kepuasan kerja dengan variabel produktivitas. Hipotesis ini dapat dibuat dalam bentuk kalimat: ” jika kepuasan kerja tinggi, maka produktivitas tinggi.
c. Hipotesis Sebab
Hipotesis ini mempunyai ciri satu variabel sebagai sebab sedangkan satu variabel sebagai akibat.
Contoh
”Kepuasan kerja adalah penyebab produktivitas” atau ” produktivitas kerja berpengaruh terhadap produktivitas”.
Pada contoh ini variabel kepuasan kerja sebagai sebab sedangkan produktivitas sebagai akibat. Hal ini dimungkinkan variabel kepuasan kerja terjadi terlebih dahulu, baru kemudian disusul oleh variabel produktivitas.
d. Hipotesis Perbandingan
Hipotesisi ini bertujuan melihat perbandingan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya.
Contoh
”Ada perbedaan wanita dan pria dalam memilih pasta gigi”
Pada contoh ini menunjukan ada perbedaan memilih pasta gigi antara wanita dan pria.
Daerah penolakan hipotesis
Daerah penolakan merupakan suatu daerah dalam distribusi sampling. Distribusi sampling meliputi semua harga yang mungkin dimiliki oleh satatistik tes di bahwa Ho.
Untuk satu sisi
Daerah penerimaan hipotesis (Ho)
0 Penolakan Ha 1
Gambar daerah penolakan hipotesis untuk 1 sisi
Letak daerah penolakan hipotesis dipengaruhi oleh sifat hakikat H alternatif yang menunjukan arah perbedaan yang diprediksikan, maka akan muncul suatu tes yang disebut satu sisi (one tailed test). Jika hipotesis alternatif tidak menunjukan arah perbedaan yang diprediksikan, maka digunakan tes dua sisi (two tailed test). Test satu sisi dan dua sisi berbeda dalam letak penolakan hipotesis, tetapi tidak berbeda dalam besarnnya. Dalam tes satu sisi daerah penolakan sepenuhnya ada di suatu ujung (sisi) distribusi sampling. Dalam tes dua sisi daerah penolakan itu terdapat pada kedua ujung (sisi) distribusi samplingnya.
Daerah penerimaan hipotesis (Ho)
0 1
Gambar daerah penolakan hipotesis untuk 2 sisi
Langkah-langkah dalam penentuan penerimaan dan penolakan hipotesis
6. Melakukan pernyataan mengenai hipotesis
Pada prinsipnya statistik menguji hipotesis nol. Hipotesis sering dinyatakan
Ho = μ1= μ2
Ha = μ1≠ μ2
7. Melakukan pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis disesuaikan dengan pemilihan uji statistik yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis. Beberapa hal yang ikut berperan dalam penentuan uji statistik antara lain:
- Skala data yang dihasilkan dari pengumpulan data
- Metode yang digunakan
- Distribusi dan variansi data
- Bentuk hipotesis
8. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang umum digunakan untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak antara lain tingkat signifikansi 10%, 5%, dan 1%.
9. Menentukan daerah penolakan dan penerimaan hipotesis
Daerah penolakan/penerimaan hipotesis didasarkan pada signifikansi yang diinginkan. Daerah penolakan dapat melalui satu sisi atau dua sisi tergantung dari arah hipotesis.
10. Membuat keputuhan hipotesis
Keputusan penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan dari perbandingan nilai hitung uji yang digunakan dengan standart tabel (sesuai dengan uji yang digunakan) atau dapat dilakukan dengan membandingkan taraf signifikansi yang diinginkan berdasarkan nilai alfa (α).
1 komentar:
saya ingin bertanya : kapan menggunakan hipotesis satu sisi dan dua sisi ? apakah itu (hipotesis satu sisi/dua sisi) berlaku juga pada penelitian kasus kontrol? trimakasih
Posting Komentar